Kata "maaf" itu adalah sumber energi. Energi bagi kedua belah pihak, baik yang mendapatkan maaf, maupun yang memberikan maaf. Mengapa demikian? Mari kita lihat.....
Seorang yang mendapatkan maaf dari seseorang, adalah serupa terangkatnya beban yang selama ini mengganjal. Ia akan menjadi lebih "ringan", karena ada kelegaan dalam hatinya. Ia menjadi lebih bebas, bisa jadi ia akan lebih bersemangat dalam menjalani hidupnya. Tiba-tiba saja ia menjadi "tercerahkan". Lalu lahir "solusi" atas masalah2 yang ia hadapi, yang selama ini "mumpet" karena terhalang "perasaan bersalah". Inilah luar biasanya mendapatkan maaf dari orang lain.
Demikian hal-nya, bagi orang yang memberikan maaf. Sedetik setelah, kalimat "aku memaafkanmu." atau gerak hati yang merelakan, memaafkan kesalahan orang lain, maka saat itu juga jiwa terasa lebih luas. Karena ia sedang membuang beban dalam dadanya... beban itu bernama kesal, benci, sakit hati, dendam, cemburu, dan banyak rasa2 lain yang lahir dari kesalahan orang lain yang menimpa diri kita.... Dengan kata "maaf", penyakit2 hati itu terangkat; seperti kuman yang terusir oleh antibiotik bernama "maaf".
Jadi wajar, jika di hari raya ini... saat begitu banyak kata "maaf" berhamburan... saat begitu banyak hati saling memaafkan, senyum yang rido, tatapan mata yang memahami sisi kemanusiaan orang lain, dan melantunkan kata "maaf" ke seluruh penjuru bumi... lihat saja di beranda facebook kita, sms, di masjid, di halaman rumah kita, di telepon, di radio, di Tivi.... maka terasa energi yang dahsyat itu memenuhi rongga jiwa kita. Kita menjadi begitu bahagia. Penuh inspirasi, bahkan kadang menjadi begitu melo dengan menitikkan air mata saking bahagianya....
Ini adalah gelombang energi "saling memaafkan".
Mari kita canangkan, hari2 yang penuh kata maaf. Pastikan kita dalam barisan ummat yang penuh semangat "saling memaafkan" tersebut, dan biarkan energi dahsyat itu membenamkan jiwa kita; dan bergetar hati kita, penuh rasa bangga dan bahagia. Wallohu a'lam.
http://nugrohoputu.blogspot.com/2010/09/energi-saling-memaafkan-di-hari-fitri.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar